Lalu, apa yang membuat Daeng begitu spesial hingga dibuatkan doodle? Ternyata, pria kelahiran Garut tersebut adalah pencipta angklung diatonis.
Namanya dikenal sebagai orang terhormat di kalangan pemusik tanah air. Semasa hidupnya, Daeng aktif menggelar pementasan orkes angklung di seluruh wilayah Indonesia.
KARYA DAENG SOETIGNA
Karyanya berhasil mendobrak tradisi. Ia mampu membuat alat musik tradisional yang bisa memainkan musik-musik internasional.
Sejak tahun 1928, Daeng memulai karirnya sebagai guru kesenian. Pada 1942, saat Jepang datang ke Indonesia, Daeng ditunjuk sebagai Kepala Sekolah HIS (belakangan namanya berubah jadi Sekolah Rakyat).
Tak berselang lama, ia memiliki sekolah sendiri pada 1950. Daeng juga sempat mengenyam pendidikan keguruan di Australia dan pulang sebagai konsultan pendidik untuk pemerintah.
Dengan jabatan yang tinggi, Daeng tak lantas merasa eksklusif. Ia masih aktif mengajarkan angklung kepada sekelompok anak Sekolah Dasar.
Perjuangannya mengangkat musik angklung dari kelas rendahan ke kelas konser papan atas membuat namanya harum hingga kini. Google pun turut menghormati perjuangan Daeng dengan memperingati hari ulang tahunnya.
Pernghargaan untuk Pak Daeng Soetigna
1. Piagam Penghargaan, atas Jasanya Dalam Bidang Kesenian Khususnya dan Kebudayaan Pada Umumnya, dari Gubernur Jawa Barat Brigjed Mashudi, 28 Februari 1968.
2. Piagam Penghargaan, dalam rangka mendorong pertumbuhan, pemekaran dan pengembangan keseniang angklung di ibukota, dari Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, 10 September 1968.
3. Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebudayaan, dari Presiden Republik Indonesia, Jend. Soeharto, 15 Oktober 1968.
4. Piagam Penghargaan, atas jasa dalam pembinaan dan pengembangan seni daerah, khususnya seni Angklung, dari Gubernur Jawa Barat H.A. Kunaefi, 17 Agustus 1979.
5. Piagam Penghargaan, sebagai perintis Pembangunan Pariwisata Jawa Barat, dari Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana, 18 Februari 1994.
6. Piagam Penghargaan, seniman angklung yang telah berkreasi dan berkarya mengharumkan nama Jawa Barat di tingkat Nasional, dari Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, 21 Juli 2005.
7. Piagam Penghargaan dan Metronome Award 2006, sebagai pengembang musik tradisional Angklung, dari Pusat Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia, 21 Juli 2005.
8. Penghargaan Nasional Hak Kekayaan Intelektual 2013, Pencipta Angklung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia, Amir Syamsudin, 26 April 2013.
Tempat Pamentasan Angklung yang terkenal hingga saat ini adalah Saung Angklung Udjo, yang berada di kawasang Jl Padasuka, Cicaheum, Bandung..